Rabu, 21 Mei 2014

Tgl 21 mei 2014

pagi sebelum jam 7 aku udah siap-siap untuk berangkat ke kampus. karna hari ini  kuliah geometri aku dan kelompokku praktek simulasi mengajar SD menggunakan metode tematik. grogi jelas ada sejak sehari sebelum hari H. rasa grogi tambah menjadi saat detik-detik aku mau mengajar. namun di saat tengah-tengah perjalanan mengajar rasa grogi hilang dan rasanya semakin seru dan menyenangkan untuk mengajar, walau yang di ajar hanya teman-teman sendiri, namun sandiwara teman-teman yang seperti anak-anak sangat hampir sempurna, seolah saya memang benar-benar sedang mengajar anak-anak SD.
 RPP yang di buat pun sudah di diskusikan sedemikian rupa agar bahan yang diajarkan memang benar-benar sudah matang. saya mengajar menggunakan beberapa media, misal gambar yang saya perlihatkan lewat LCD, atau gambar yang saya print sendiri sama beberapa gambar dan beberepa soal untuk evaluasi.
 semua waktu 45menit buat mengajar gag terasa lama, bahkan kurang rasanya untuk mengajar. sungguh menyenangkan, apalagi nanti apabila sudah mengajar langsung. yah.. simulasi kali ini di bilang cukup berhasil.

Rabu, 14 Mei 2014

Kegiatan Ku

 Kegiatan ku saat ini lebih disibukkan sama tugas-tugas setiap matakuliah, mungkin karna sebentar lagi mau ujian akhir semester. dan baru-baru ini saya baru menyelesaikan tugas karawitan.


NILAI FILOSOFIS TEMA KLUTEKAN DAN TRENYUH
DALAM PAGELARAN KARAWITAN DI ISI SURAKARTA
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Apresiasi Seni Karawitan
Dosen Pengampu: Waluyo Sastro Sukarno S.Kar., M.Sn




 










DISUSUN OLEH:
ERMI PUTRI I.                      A510120112



Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2014
PEMBAHASAN
Yang menjadi pokok pembahasan pada laporan ini adalah seni karawitan di teater besar yaitu:
Dihari pertama pengamatan di Gedung Teater Besar Institut Seni Surakarta mementaskan kesenian karawitan yang menyajikan unsur seni karawitan tradisi yang didalamnya mencakup kesenian murni tanpa adanya perubahan teknik, bentuk alat, maupun penambahan alat atau inovasi bentuk alat, maupun aransemen dari tiap-tiap music dan lagu yang disajikannya. Jadi kebudayaan dan nilai-nilai yang terkandung dalam seni karawitan sendiri masih sangat terdengar alami.
Di hari pertama teknik penyajian pementasan karawitan memiliki konsep penyajian lagu winengku sastra yang berarti lagunya sangat dibatasi oleh sastra atau kejelasan sastranya/ cakepannya sangat diutamakan daripada keindahan lagunya. Dalam pementasan seni karawitan ini yang lebih mencolok adalah vocal dari sinden. Selain itu yang dinilai oleh para juri adalah dari vocal sang penyanyi. Meskipun begitu keindahan lagu dari tiap-tiap tembang yang dinyanyikan sangat harmonis dan nyaman untuk didengar.
Dihari kedua pementasan di ISI Surakarta mementaskan seni karawitan yang berkolaborasi dengan music modern maupun music tradisional. Ada yang benar-benar mementaskan music tradisional perkusi tanpa ada kolaborasi dengan gamelan, ada juga yang murni menggunakan gamelan yang dimana mengutamakan pada aransemen musiknya menuju alunan music yang lebih modern seperti pelan dan cepatnya ketukan yang dimainkan.
Lagu-lagu yang ditampilkan pada pementasan ini tetap berbau lagu jawa tetapi lebih mengandung pembaharuan pada jenis music, aransemen, maupun penambahan instrument alat music baik tradisional, maupun modern. Selain itu pementasan ini juga tidak bisa lepas dari persoalan laras, baik laras slendro maupun laras pelog.
Dalam penyajian pentas hari ke 2 terdapat beberapa pertunjukan seperti klutekan, trenyuh, randha, ngedablu, lewat belakang dan lain-lain. Namun saya di sini akan memilih dari dua pertunjukan untuk lebih penjelasanya, yaitu klutekan dan treyuh.




Komposisi Karawitan
“ KLUTEKAN”
            Membawa kebahagian, itulah yang tergambar dari pementasan di teater besar. Suasan yang memiliki kesibukan sendiri-sendiri namun mereka tetap merasakan bahagia dalam bersama. Penyaji pentas menggambarkan dalam sebuah warung makan yang terdapat pelayan-pelayan sedng sibuk dengan para pesanan pelanggan begitu juga dengan pelanggan yang sibuk dengan handphone atau sekedar bercerita dengan rekanya masing-masing. Semua kegiatan yang ada di dalam menimbulkan bunyi yang berbeda-beda. Sang penyaji ingin menyampaikan bahwa di dalam setiap kesibukan-kesibukan setiap orang terdapat rasa senang dan semangat.
            Sang penyaji menggunakan alat-alat rumah tangga seperti wajan,piring, gelas sebagai properti untuk pementasan dan menggunakan sandal jepit sebagai pemukul nya. Sang penyaji lebih banyak menggunakan peralatan rumah tangga atau alat-alat dapur maupun botol-botol sebagai pertunjukan musik perkusi.

Komposisi Karawitan
“Trenyuh”
Yaitu menggambarkan tentang seorang yang ingi menyatukan keluarga tapi yang ada hanya rasa kebencian yang bertambah. Memang dalam setiap rencana yang awalnya baik atau rencana yang di inginkan ada hasilnya tidak selalu apa yang diinginkan, bahkan bisa menjadi semakin buruk. Karna pada hakekatnya semua manusia hanya bisa merencanakan dan Allah yang menentukan. Manusia hanya bisa berencana dan berusaha agar keinginan dan tujuan dapat terpenuhi. Disini sang penyaji ingin menyampaikan bahwa seorang yang memiliki rencana baik malah yang terjadi semakin buruk. Namun apabila rencana tidak berjalan sesuai rencana, manusia tidak boleh untuk menyerah begitu saja, tapi justru itu sebagai acuan agar manusia lebih giat dan semangat dalam menjalani setiap masalah yang di hadapi.
Kolaborasi yang di berikan kepada penyaji adalah antara musik gamelan dengan alat-alat baru yang dibuat, seperti bonang, rebab, saron, slentem, kempul, kenong, gong, bambu yang berisi air dan kendi. Kolaborasi antara alat-alat gamelan dan ala-alat yang di buat sendiri menjadikan alunan musik yang terkesan halus.

Jumat, 09 Mei 2014

Catatan Ermi

Disini aku menunggu dan berharap datangnya peri kecil menemaniku. Bila nanti aku tak disini aku  berharap semuanya akan jadi lebih baik.