NILAI
FILOSOFIS TEMA KLUTEKAN DAN TRENYUH
DALAM
PAGELARAN KARAWITAN DI ISI SURAKARTA
Laporan
ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Apresiasi Seni Karawitan
Dosen
Pengampu: Waluyo Sastro Sukarno S.Kar., M.Sn
DISUSUN OLEH:
ERMI PUTRI I. A510120112
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2014
PEMBAHASAN
Yang menjadi pokok pembahasan pada laporan ini adalah seni
karawitan di teater besar yaitu:
Dihari pertama pengamatan
di Gedung Teater Besar Institut Seni Surakarta mementaskan kesenian karawitan
yang menyajikan unsur seni karawitan tradisi yang didalamnya mencakup kesenian
murni tanpa adanya perubahan teknik, bentuk alat, maupun penambahan alat atau
inovasi bentuk alat, maupun aransemen dari tiap-tiap music dan lagu yang
disajikannya. Jadi kebudayaan dan nilai-nilai yang terkandung dalam seni
karawitan sendiri masih sangat terdengar alami.
Di
hari pertama teknik penyajian pementasan karawitan memiliki konsep penyajian
lagu winengku sastra yang berarti lagunya sangat dibatasi oleh sastra atau
kejelasan sastranya/ cakepannya sangat diutamakan daripada keindahan lagunya.
Dalam pementasan seni karawitan ini yang lebih mencolok adalah vocal dari
sinden. Selain itu yang dinilai oleh para juri adalah dari vocal sang penyanyi.
Meskipun begitu keindahan lagu dari tiap-tiap tembang yang dinyanyikan sangat
harmonis dan nyaman untuk didengar.
Dihari kedua pementasan
di ISI Surakarta mementaskan seni karawitan yang berkolaborasi dengan music
modern maupun music tradisional. Ada yang benar-benar mementaskan music
tradisional perkusi tanpa ada kolaborasi dengan gamelan, ada juga yang murni
menggunakan gamelan yang dimana mengutamakan pada aransemen musiknya menuju
alunan music yang lebih modern seperti pelan dan cepatnya ketukan yang
dimainkan.
Lagu-lagu yang
ditampilkan pada pementasan ini tetap berbau lagu jawa tetapi lebih mengandung
pembaharuan pada jenis music, aransemen, maupun penambahan instrument alat
music baik tradisional, maupun modern. Selain itu pementasan ini juga tidak
bisa lepas dari persoalan laras, baik laras slendro maupun laras pelog.
Dalam penyajian pentas
hari ke 2 terdapat beberapa pertunjukan seperti klutekan, trenyuh, randha,
ngedablu, lewat belakang dan lain-lain. Namun saya di sini akan memilih dari
dua pertunjukan untuk lebih penjelasanya, yaitu klutekan dan treyuh.
Komposisi Karawitan
“ KLUTEKAN”
Membawa kebahagian, itulah yang tergambar dari pementasan di teater
besar. Suasan yang memiliki kesibukan sendiri-sendiri namun mereka tetap
merasakan bahagia dalam bersama. Penyaji pentas menggambarkan dalam sebuah
warung makan yang terdapat pelayan-pelayan sedng sibuk dengan para pesanan
pelanggan begitu juga dengan pelanggan yang sibuk dengan handphone atau sekedar
bercerita dengan rekanya masing-masing. Semua kegiatan yang ada di dalam
menimbulkan bunyi yang berbeda-beda. Sang penyaji ingin menyampaikan bahwa di
dalam setiap kesibukan-kesibukan setiap orang terdapat rasa senang dan
semangat.
Sang penyaji
menggunakan alat-alat rumah tangga seperti wajan,piring, gelas sebagai properti
untuk pementasan dan menggunakan sandal jepit sebagai pemukul nya. Sang penyaji
lebih banyak menggunakan peralatan rumah tangga atau alat-alat dapur maupun
botol-botol sebagai pertunjukan musik perkusi.
Komposisi Karawitan
“Trenyuh”
Yaitu menggambarkan tentang seorang yang ingi menyatukan keluarga
tapi yang ada hanya rasa kebencian yang bertambah. Memang dalam setiap rencana
yang awalnya baik atau rencana yang di inginkan ada hasilnya tidak selalu apa
yang diinginkan, bahkan bisa menjadi semakin buruk. Karna pada hakekatnya semua
manusia hanya bisa merencanakan dan Allah yang menentukan. Manusia hanya bisa
berencana dan berusaha agar keinginan dan tujuan dapat terpenuhi. Disini sang
penyaji ingin menyampaikan bahwa seorang yang memiliki rencana baik malah yang
terjadi semakin buruk. Namun apabila rencana tidak berjalan sesuai rencana,
manusia tidak boleh untuk menyerah begitu saja, tapi justru itu sebagai acuan
agar manusia lebih giat dan semangat dalam menjalani setiap masalah yang di hadapi.
Kolaborasi yang di berikan kepada penyaji adalah antara musik
gamelan dengan alat-alat baru yang dibuat, seperti bonang, rebab, saron,
slentem, kempul, kenong, gong, bambu yang berisi air dan kendi. Kolaborasi
antara alat-alat gamelan dan ala-alat yang di buat sendiri menjadikan alunan
musik yang terkesan halus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar